Namaku Kasan. Usia saya boleh dibilang masih cukup
muda untuk mengenal yang namanya bercinta. Saya baru berumur 13 tahun pada saat
itu. Saya mempunyai seorang tetangga cewek yang semlohay , dia bernama Ita.
Dari bentuk tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang
melihatnya pasti akan berdecak kagum. Semlohay kata orang sih. Dia tingginya
yaach kira-kira 155 cm, dan berat 48, pokoknya ideallah.
Lebih ideal lagi ternyata payudaranya wah ukuran gedhe (king
size). Wajahnya lumayan enggak jelek-jelek amat walaupun tidak berkategori
cantik juga sih, tapi bodinya sangat semlohay , bahenol kata cowok-cowok
yang memandangnya. Setiap cowok pingin dekat sama si Ita.
Berbagai upaya dilakukan oleh beberapa cowok, engga ada yang
berhasil mendekatinya. Hanya heran saya itu, ternyata dia ada perhatian sama
saya, maklumlah tetangga dekat dan cukup handsome lagi, sehingga inilah
kemenangan saya.
Suatu saat ketika dia sedang mandi di sumur wajar sajalah
karena orang desa engga punya kamar mandi, saya pas berada di dekat sumur itu,
maka kesempatan bagi saya untuk melongok tubuhnya.
Ternyata benar-benar wah, payudaranya, tengah-tangah pahanya
yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus dan pinggulnya bak vespa! Saya sangat
bersemangat mengintip dia mandi, karena asyiknya dia mandi engga tahu bila
kuperhatikan. Oh betapa semlohay bahenol nya dia, melebihi bintang film India.
Bahkan artis seksi pun kalah sebagai madame de syuga,
Ita pantas mendapat julukan madame de syurga. Ini setelah kejadianku dengannya
yang cukup asyik sehingga ingin aku berbagi cerita sex ini.., pengin tahu?
terusain ajaa.
Suatu hari, hujan rintik-rintik. Dia cerita bila dia pingin
ditemani di rumahnya karena semua anggota keluarganya sedang pergi ke tempat
neneknya yang baru hajatan. Biasanya setiap dia sendiri pasti minta sayalah
yang menemani di rumahnya. Pernah saat saya sedang berusaha mendekati dan
meraih tubuhnya, ee dia teriak, dan sayapun gagal menjamah tubuh
semlohay nya itu.
Saya pamit pada orang tua saya dan ternyata diijinkan tanpa
ada kecurigaan apa-apa. Saat itu jam dua siang, tapi cuaca yang mendung
kelihatan seperti sudah jam enam petang. Dengan senang hati saya masuk ke
rumahnya lalu pintu saya kunci pakai palang kayu.
“Lho kok dikunci?” dia bertanya
” Ya .. biar amanlah, soalnya saya kan masih kecil, nanti kalau ada maling saya takut sehingga biar engga ada orang lain masuk .. yaa.. kukunci saja. Engga apa-pa khan? ” komentarku.
” Iya.. ya.. sudah duduk dulu saya tak membuat minum ” sahutnya
” Wah terima kasih ” jawabku.
” Ya .. biar amanlah, soalnya saya kan masih kecil, nanti kalau ada maling saya takut sehingga biar engga ada orang lain masuk .. yaa.. kukunci saja. Engga apa-pa khan? ” komentarku.
” Iya.. ya.. sudah duduk dulu saya tak membuat minum ” sahutnya
” Wah terima kasih ” jawabku.
Maka dia pun membuat minuman dan saya telah mempersiapkan
sebuah buku porno yang saya dapat dari teman sekolah SMPku. Dan mulailah aku
membaca dengan diterangi lampu teplok .
“San, Kau baca apa sich? Kayaknya asyik banget.” begitu ucap
Ita sambil mendekatikiu dengan membawa segelas kopi panas.
“Boleh dong aku ikut membaca?” tanyanya .
” Wah ini bacaan cowok je. Cewek endak boleh nanti ndak semaput..”
“Boleh dong aku ikut membaca?” tanyanya .
” Wah ini bacaan cowok je. Cewek endak boleh nanti ndak semaput..”
Saya pancing biar penasaran. Dia terdiam saat itu, tapi
menjulurkan kepalanya ke arahku. Dulu pernah dia itu kupegang payudaranya saja,
dia berteriak dan memaki-maki, maka kini agar dia tidak berteriak bila
kupegang, maka saya buat penasaran dulu.
“Kasih doong, masak sih pelit amat..” dia berkata.
“Okelah boleh kau baca.. tapi syaratnya jangan jauh-jauh dari saya..” kataku
“Mengapa?” tanya Ita
“Eh, ngga apa-apa kok.” jawab saya bingung mau menjelaskan.
“Okelah boleh kau baca.. tapi syaratnya jangan jauh-jauh dari saya..” kataku
“Mengapa?” tanya Ita
“Eh, ngga apa-apa kok.” jawab saya bingung mau menjelaskan.
Lalu dia pun mulai membaca. Dia kaget ketika membaca ada
adegan yang syuur, tapi ternyata dia masih melanjutkan bacaannya.
“Wah-wah-wah, kesempatan nih..?” pikir saya dalam hati.
Tapi saya sudah senang sekali, apalagi saya melihat Ita mulai
sesak napasnya. Mukanya bersemu merah tanda berahi mulai menjangkiti dirinya.
Saya yang sudah sejak tadi terbawa sedikit birahi langsung menyenggolkan tangan
saya pura-pura mau ambil gelas ke payudaranya.
” Aaahh ” Ita merintih.
Saya tidak jadi ambil gelas tapi malah parkir di bukit indah
itu, yang kemarin ketika saya pegang dia berteriak, tapi sekarang malah
merintih. Tiba-tiba saja Ita langsung mendekatiku dan segera menempelkan
badannya pada badanku. Yach sudah otomatis saya akan merespon juga donk.
Tanganku makin aktif menjelajahi bukit yang king size itu.
Kemudian kubuka kancing baju atasnya yang berada di punggung
sambil memeluk dadanya. Ita makin merintih, ketika puncak bukit itu tertekan dadaku.
Saya makin leluasa membuka bajunya, bra-nya dan.. payudaranya segera menyembul
sang king size, maka bibirkupun mendekat dan mengulum puncak king size indah
itu.
” Mmm ”
” Hhh! Hhh! Hhh! ” napasnya makin memburu, dan bukunya sudah jatuh.
” Hhh! Hhh! Hhh! ” napasnya makin memburu, dan bukunya sudah jatuh.
Tangan saya mulai lebih berani lagi menelusuri seluruh lekuk
tubuhnya dari dada, perut, pinggul. Lalu ke depan. Kuselusupkan ke CDnya yang
udah kendor. Ita makin merintih, terlebih manakala jariku meremas bulu halus
yang kemarin kelihatan. Ita makin menggelinjang, dengan segera kubuka seluruh
pakaiannya, sambil kubimbing berdiri, karena tingginya sama, maka segera ketika
berdiri pelukanku tepat pada dua bukit kembarnya itu.
Ita kuajak berjalan ke amben yang di dekat kursi tadi.
Sembari berjalan sungguh sangat nakal tangan dan bibir saya. Bibir mengulum
bibir Ita, tangan meremas bukit indah Ita dan tangan satunya bermain di hutan
yang halus itu.
Begitu Ita kududukkan di amben maka saya sembari nyopoti kaus
yang kupakai, celana dan CD-ku sekaligus tanganku nyomoti bukit indah itu,
pokoknya refleklah saudara-saudara! Tanpa sadar tangan saya mencoba mencopot CD
terakhir Ita, Dia makin melenguh panjang pendek
” Hhhss, hhss, hhss. “
Akhirnya kami berdua bugil gil. Lalu saya terus bermain
dengan bukit indah di bibir dan tangan satu meranjah-ranjah hutan halus itu,
sementara tangan lain menekan, memilin, mengelus pokoknya apa saja dilakukan
yang penting tidak membuat sakit dulu.
“Uhg ugh uhg ugh” Keluh Ita ketika satu jariku menyentuh jari
kecil pada belahan di antara pahanya. Kini dia tidak memaki lagi, tapi
melenguh-nguh-nguuh!
Tubuh mulusnya kini bersimbah keringat, rambutnya yang
terurai panjang menambah gairah, tapi bau keringatnya waoow, orang desa sih,
maka tanganku yang satu kemudian mencari-cari botol parfum yang memang tadi
udah kusiapkan. Lalu sert.. sert. Kusemprot dulu dengan parfum tubuhnya,
sehingga seger dan wangii. Berikutnya tanganku beraktivitas lagi. Tapi ternyata
ada penolakan dari Ita.
” San .. udah San tolong udah san, jangan diteruskan ”
katanya.
” Ah.. masak saya harus gagal sih menikmati tubuh indah yang udah dalam dekapan ini? ” batinku. ” Gimana caranya ya? “
” Ah.. masak saya harus gagal sih menikmati tubuh indah yang udah dalam dekapan ini? ” batinku. ” Gimana caranya ya? “
Ita sudah mengepitkan pahanya rapat sekali, tapi dia masih
berada di bawah saya, maka sayapun nyessel banget kenapa tadi pakai
semprot-semprot dulu.
Dengan sisa semangat yang masih menggebu saya peluk Ita
erat-erat, puncak bukit kecoklatannya saya kulum lagi, lidah saya mainkan di
situ, dan Ita mengerang halus, maka saya makin bersemangat.
Tangan satu mulai menelusup ke tengah-tengah pahanya yang
sudah dikepit itu, ah susah sekali menerobos kepitan itu. Lama-kelamaan bibir
saya yang aktif itu ada gunanya ternyata. Pahanya makin melemah dan jariku
berhasil menerobos kembali pada belahan diantara hutan halusnya itu. Ita
mengerang lagi
” Ohh.. jangngngan ..” tapi tangannya memeluk tubuhku erat
sekali.
Ketika jariku menerobos lebih dalam lagi maka tangan Ita kini
sudah berada pada pinggulku menarik ke arah selangkangannya. Kini dengan mudah
kusibakkan paha mulus itu. Jariku bisa dengan leluasa memainkan perannya dan
saat menyentuh lubang maka jari itu bermain lebih lincah, sehingga Ita melenguh
lagi.
” Oohh.. tolong jangngngaann “
Kudapati jari itu sudah basah lendir kini, aku heran kok
banyak lendirnya ya? Ita melenguh lagi
” Oohh jangngngaann .. ” Kupikir isyarat agar aku jangan
lama-lama lagi, maka serta merta kudekatkan selangkanganku dengan laras panjang
yang membara dan kini mulai menyentuh belahan paha itu. Hangat kurasa kena
lendir yang banyak.
Lalu mulailah saya sibakkan lebih lebar lagi paha mulus itu
dan kepala itu mulai menyelusup diantara dua belahan. Hangat, licin-peret,
lunak sekalli terasa, dann Jess laras itu kini menusuk belahan padat kenyal.
” Ohh ” bersamaan kami berdua memekik.
Saya memekik keenakan, Ita memekik juga enak bercampur sari,
dangdut, keroncong, perih, ngilu dll (katanya kemudian setelah acara kami ini
selesai). Saya terdiam beberapa saat kubiarkan laras panjang itu menyoblos
masuk dan makin masuk dan makin ambles.. bless.
” Aduh! ” Ita berteriak ketika tercoblos laras lunak tapi
kenyal itu.
Ada lelehan dingin terasa mengaliri batang itu, tapi sedikit
demi sedikit kutekankan pada tempat paling lunak sedunia itu bagi batang
larasku ini. Seluruh batang sudah tertanam dan berdenyut-denyut, rasanya
pinginn sekali bergerak-gerak, tapi rasa enak itu muncul dan ketika denyutan
laras itu makin mengeras, Ita terpekik
” Iiih .. ” setelah sekian lama akhirnya dialah yang memulai
gerakan pada pantatnya ternyata sudah tidak sakit lagi dan mulai menikmati arti
terobosan batang laras yang perkasa, kenyal, lunak hangat dan berdenyut itu.
Gerakan-gerakan kami makin liar hingga kami berdua semakin
basah oleh keringat. Akhirnya terjadi pelukan yang sangat kencang dari Ita,
bersamaan dengan itu kemudian pucuk larasku terasa sangat ngilu dan saya merasa
melepas sesuatu dari pucuk itu .
” Aahh! ” Ita terpekik lagi, ketika semprotanku melanda
rahimnya.
Saya terjelepok dalam pelukan hangat tubuh semlohai itu.
Pahanya yang seperti buah labu putih panjang dan halus seperti balon mau
meletus, kimi sedang mengepit erat pahaku, dan celah diantara paha itu kini
menjepit kuat sekali laras panjang rudalku. Ada rasa berdenyut-denyut dari
pangkal laras sampai ke ujung yang diliputi oleh selimut empuk dinding celah
gua Ita yang semlohay itu.
Kami berdua melepas napas panjang keenakan dan yang paling
puas adalah saya telah berhasil manaklukkan singa betina nan buas yang kini
telah jinak dalam pelukanku, sementara mulutnya dengan lahap menelan daging
mentah dan segar serta kenyal punyaku. Pokoknya siip lah! Sangat menyejukkan
hati dan menenteramkan jiwa ketika pelukan kami semakin erat dan daging kenyal
terus terselip di lorong gua basah nan nikmat.
Permainan ternyata dilanjutkan lagi sampai tiga babak
sehingga waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 sore. Hujan turun makin lebat,
tetapi kami berdua yang tanpa selembar benangpun tidak merasakan dingin bahkan
panas membara dan bergeloraa.
Berkali-kali Ita yang semlohay memekik-mekik Permainan
berakhir ketika kami tertidur dan malam hari terbangun kedinginan tanpa ada
lembaran kain yang menutupi tubuh kami. Untunglah seluruh keluarga Ita tidak
pulang karena hari hujan dan ternyata Ita terbiasa sendirian di rumah.
Tahu kayak begini udah tak kerjain dulu-dulu tanpa harus ada
acara tip-ngintip segala. Ternyata enaknya engga ada dijual di toko manapun
juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar